Teks Berita
Lautan
Caping Mengepung Gedung DPR: Petani Menggugat di Hari Tani Nasional
Ribuan petani dari berbagai daerah menggelar aksi
damai di depan Gedung DPR/MPR RI pada Selasa (24/9/2025) untuk memperingati
Hari Tani Nasional ke-65. Massa berbondong-bondong membawa peralatan dan hasil
tani untuk melengkapi aksi mereka. Para petani menyuarakan penuntasan konflik
agraria serta jaminan hak tanah dengan kebijakan yang lebih berpihak pada
petani kecil. Aksi tersebut mendapat pengamanan hampir 10 ribu aparat gabungan
dan membuat arus kendaraan di sekitar Jalan Gatot Subroto dialihkan ke jalur
lain.
Sejak pagi, massa aksi mulai memadati ruas Jalan Gatot
Subroto di sekitar kompleks parlemen. Para demonstran tampak mengenakan caping
dan membawa berbagai atribut seperti spanduk panjang, poster, hingga karung
berisi padi, jagung, cabai, serta sayuran hasil panen. Sebagian lain terlihat
menenteng cangkul sebagai simbol perjuangan petani. Orasi disampaikan secara
bergantian dari atas mobil komando, yang kemudian dijawab dengan yel-yel para
peserta aksi. Situasi berlangsung tertib dengan pengawasan aparat kepolisian
yang berjaga di sejumlah titik. Sesekali,
perwakilan media mendekati barisan massa untuk mewawancarai peserta aksi,
sementara interaksi antara petugas dan demonstran berlangsung tanpa ketegangan
berarti.
Dalam aksi tersebut,
massa petani menyampaikan berbagai tuntutan yang dianggap mendesak untuk segera
ditangani pemerintah. Mereka menekankan perlunya penyelesaian konflik agraria
yang hingga kini masih melibatkan banyak kelompok masyarakat di berbagai
daerah, mulai dari kasus perampasan lahan hingga tumpang tindih izin penggunaan
tanah. Para peserta aksi juga meminta adanya kepastian hukum terhadap hak atas
tanah yang telah lama mereka garap agar tidak mudah digusur atau dialihkan
kepemilikannya kepada pihak lain. Selain isu lahan, petani menyoroti kebijakan
pertanian yang dinilai belum berpihak pada kebutuhan petani kecil, khususnya
terkait harga pupuk dan akses terhadap sarana produksi. Dalam orasinya, mereka
juga menyerukan agar pemerintah menyusun regulasi yang lebih adil, memberikan
perlindungan sosial bagi petani, serta menjamin kesejahteraan melalui
distribusi tanah yang merata. Tuntutan tersebut dituangkan dalam berbagai
spanduk, poster, dan orasi yang disuarakan secara bergantian dari mobil komando
sepanjang aksi berlangsung.
Polda Metro Jaya menurunkan hampir 10 ribu personel
gabungan yang terdiri dari polisi, TNI, dan unsur pemerintah daerah untuk
mengawal jalannya aksi peringatan Hari Tani Nasional di depan Gedung DPR/MPR
RI. Aparat disebar di berbagai titik strategis, mulai dari pintu utama gedung,
jalur arteri di Jalan Gatot Subroto, hingga sejumlah akses menuju kawasan
Senayan. Pengamanan dilakukan secara berlapis dengan barisan petugas yang
berjaga di sekitar pagar parlemen, sementara satuan lalu lintas bertugas
mengatur arus kendaraan yang dialihkan ke jalur alternatif untuk mencegah
kemacetan panjang. Selain itu, aparat terlihat berinteraksi langsung dengan
peserta aksi, membantu menjaga ketertiban barisan massa dan memastikan kegiatan
berlangsung damai. Hingga siang hari, situasi di lapangan tetap terkendali
tanpa adanya insiden yang mengganggu jalannya demonstrasi.
Aksi yang digelar bertepatan dengan Hari Tani Nasional
ke-65 ini berlangsung hingga sore hari dengan pengawasan ketat aparat keamanan.
Sejumlah organisasi mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil tampak turut serta
memberikan dukungan moral kepada para petani. Media yang meliput kegiatan ini
mencatat bahwa meski massa aksi memadati area sekitar parlemen, situasi tetap
berjalan tertib. Tidak ada laporan gangguan serius maupun bentrokan antara
petugas dan peserta aksi. Kegiatan kemudian berakhir dengan seruan bersama agar
pemerintah segera menindaklanjuti aspirasi yang telah disampaikan.

Komentar
Posting Komentar